Kamis, 19 Januari 2012

Berbagi, Melindungi :)

Karena hidup bukan sekedar tentang diri kamu sendiri, melainkan tentang segala unsur yang ada dalam kehidupan mu itu. Ada aku, kamu, kita, dan , mereka.
Ini berarti hidup bukan sekedar bagaimana mengurusi dan memperhatikan hidupmu sendiri. Melainkan soal berbagi dan melindungi mereka, yang butuh uluran tangan kamu.

Manusia punya hati dan sisi sosial. Ini paduan lengkap. Dengan hati dia belajar memahami, dan kehidupan sosialnya lah yang harus dia pahami.
Saya yakin, semua orang punya sisi iba, sumbernya hati yang tulus. Aku, kamu, kita dan mereka pastilah punya rasa iba. Bersyukurlah apabila masih merasa sedih ketika orang lain susah, itu salah satu nikmat dari Allah yang wajib kita syukuri. Dimana hal tersebut semoga menjadikan kita pribadi yang tidak serakah, melainkan mempesona dengan kesederhanan.

Kemarin sore, Adek sepupu saya (Namanya Kiki) kelas 2 SD. Anaknya aktif, bandel, cerewet, seneng main, teriak teriak dan jauh dari kata diam. Bareng aku, ibu, Kiki nonton siaran di sebuah televisi swasta. Nama program acaranya "Orang Pinggiran". Mungkin teman teman pernah denger atau bahkan sering nonton juga. Acaranya bagus, mendidik sekali. Sore itu, diceritakan seorang anak bernama Mumu hidup di daerah Cibeber, Bogor. Keluarganya jauh dari kata sejahtera, kalo berdasarkan keperawatan komunitas, keluarga Mumu termasuk praSejahtera. Ayahnya seorang buruh bata, ibunya mengurusi 8 orang anak yang masih kecil. Mumu, salah satu anaknya masih duduk di bangku SD. Diceritakan dia kerja keras banting tulang buat bantu ayah ibunya dan buat beli sepatu, karena sepatu sekolahnya benar benar sudah ga layak pakai. Sore itu, saya perhatikan. Kiki (adek sepupu saya) yang biasanya atraktif, diam dan begitu memperhatikan acaranya sampai selesai. Ternyata hatinya tersentuh, dia nangis. Dia bilang, kasian sama Mumu. Saya cuma bisa ngetawain dia waktu itu, dengan rasa bangga "Eh, anak sekecil Kiki pun ternyata punya rasa iba dan peduli terhadap sesama".

kalau yang sudah besar bagaimana??

Dari situ saya mulai menyadari, sebetulnya masing masing dari kita pasti dilahirkan dengan hati yang bersih dan jernih sehingga mampu peduli terhadap orang lain. Namun, mungkin faktor didik , lingkungan, dan pergaulan membuatnya semakin menipis atau malah bertambah.

Tapi, sepertinya lebih banyak yang menipis. Buktinya tidak sedikit yang egois :)
Yuk bangkitkan lagi yuk semangat kepeduliannya dengan lebih banyak berbagi dan melindungi.

Berbagi, bagi saya bukan sekedar membantu orang lain. Ini merupakan keharusan setiap dari kita, sebagai bentuk syukur bahkan bukti bahwa kita telah menjalankan apa yang Allah perintahkan kepada kita.
Berbagilah, bangun rasa kepedulian itu. Kita rupanya harus banyak belajar dari anak kecil, seperti Kiki.

Siapa bilang berbagi itu susah?
Yang perlu dibagi bukan cuma harta, melainkan ilmu, perhatian, kasih sayang, semangat, dll. Dengan berbagi berarti kita telah melindungi. Membantu saudara kita dari keadaan sulit. Membebaskannya dari kesusahan.

berbagi berarti telah melindungi. Melindungi diri sendiri dari sifat Acuh tak acuh, serakah, tidak bersyukur, tidak berpuas diri, selalu merasa kurang, dll. Serta melindungi orang lain, dari Kesulitan, kesusahan, kebodohan, dll.

Yuk Berbagi, Melindungi :)

"Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri"
(Riwayat Bukhori dan Muslim)

"Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan di dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan - kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan, niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat. Dan siapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan tutupkan aib-nya di dunia dan dia akhirat".
(Riwayat Muslim)

Kamis, 12 Januari 2012

2012 Bukan Sekedar Euforia

#Edisi Cetak : Pikiran Rakyat 31 Desember 2011, halaman 31

2012 Bukan Sekedar Euforia
            Sampailah kita dipenghujung tahun 2011. Tentu saja ada banyak hal terjadi di tahun ini, mulai dari pengalaman menyenangkan karena telah berhasil mencapai sesuatu ataupun pengalaman kurang menyenangkan semisal kegagalan dalam hal mendapatkan sesuatu. Apapun yang kita alami di Tahun 2011 ini, semoga dapat kita jadikan acuan untuk menjadi pribadi yang lebih baik ditahun 2012 dan wajib kita sikapi dengan bijaksana.
            Terlepas dari apa yang terjadi di tahun 2011, penghujung tahun  merupakan moment bagi kebanyakan orang untuk mempersiapkan liburan menyambut tahun baru 2012. Banyak keluarga, sahabat, rekan kerja, ataupun teman sejawat mulai menyusun rencana mengenai apa yang akan dilakukan di malam tahun baru nanti. Rata rata dari mereka memilih tempat wisata semisal pantai sebagai tujuan liburan penyambutan tahun baru 2012. Kita tentu tahu, ada banyak hal yang bisa dilakukan di tempat wisata, misalnya pesta kembang api dan makan makan.
            Hal tersebut dirasa lumrah memang, terlebih bagi orang yang selama ini telah bekerja keras membanting tulang di meja kerjanya atau bagi seorang yang telah belajar, belajar dan belajar dibangku sekolahnya. Rasanya akhir tahun 2011 ini akan cukup adil apabila dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga, sahabat, rekan kerja atau teman sejawat ditempat yang istimewa sebagai apresiasi terhadap diri.
            Terlepas dari kesan lumrah dan wajar itu, kita harus tetap mengingat bahwa yang terpenting dalam hal menyambut segala hal yang baru itu adalah semangat baru untuk lebih baik, termasuk dalam hal menyambut tahun baru. Munculkanlah semangat baru untuk melakukan inovasi dan lebih baik. Indikator lebih baik bagi setiap orang tentu saja berbeda. Namun pada dasarnya sama, lebih baik itu berarti lebih berhasil dan lebih sukses dari sebelumnya.
            Semangat lebih baik itu wajib ada, agar tahun baru 2012 itu bukan euforia semata. Jadi selain merencanakan tempat wisata untuk menikmati malam tahun baru, kita juga harus berfokus pada perencanaan mengenai apa saja yang harus kita capai ditahun 2012 nanti. Tujuannya agar kita mantap untuk melangkah menuju sesuatu yang ingin kita capai.
            Sangat disayangkan apabila yang ada hanya perayaan tanpa esensi. Rugilah mereka yang tidak merencanakan hidupnya untuk menjalankan misi mencapai visi selama 1 tahun kedepan. Karena tidak merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan.
            Tahun baru itu bukan euforia semata kawan, terlepas dari pesta kembang api, makan makan dan lain lain,  mari sambut dengan perencanaan perencanaan matang untuk hidup lebih baik, untuk bangsa yang lebih baik, untuk masa depan yang lebih baik dan untuk jiwa jiwa yang lebih baik. Bergeraklah melaui tindakan nyata, ciptakan mimpi mimpi liar tanpa batas, menembus cakarawala. Karena sungguh tidak ada yang tidak mungkin apabila Tuhan menghendaki. Dan sebagai Makhluk-Nya kita wajib merencanakan dan berusaha.