Sabtu, 26 Mei 2012

Manage Your Time


 Hidup ini terlalu singkat untuk berfikir kecil dan berbuat hal yang kecil-kecil”.
Disraeli (1804-1881)

            Manajemen waktu masih jadi masalah bersama, entah itu bagi pelajar semisal mahasiswa, pekerja kantor, dosen, dan lain lain. Setuju yaa? :)
Saya membuat artikel ini berdasarkan pengalaman meet-Up IFL (Indonesian Future Leaders) chapters Bandung pada tanggal 24 Mei 2012 kemarin, pada saat analisa SWOT setiap anggota mengemukakan bahwa weakness mereka adalah manajemen waktu. Dan ini diungkapkan oleh lebih dari 60 % teman teman IFL Chapter Bandung termasuk saya sendiri.
Memprihatinkan memang, ketika manajemen waktu yang tidak baik seringkali membuat semuanya berjalan tidak lancar dan tidak sesuai harapan. Manajemen waktu adalah masalah bersama, dan ini berhubungan dengan kedisiplinan setiap orang. Ketika seseorang disiplin, maka ia akan mulai menghargai waktu dari pagi hingga malam. Semua aktivitasnya akan diatur sedemikian rupa, sehingga tidak ada yang dilewatinya.
Seperti yang diungkapkan sebelumnya, bahwa manajemen waktu erat kaitannya dengan kedisiplinan seseorang. Sedangkan rasa disiplin itu berawal dari adanya kemauan untuk berkomitmen.
Intinya, apapun itu, semuanya selalu berawal dari diri kita sendiri. Kalau kita menyadari dampak dan kemudian berkomitmen untuk memperbaiki, maka manajemen waktu tentu bukan hal yang sulit.
Banyak mahasiswa yang kesiangan mengikuti kuliah, ujian atau bahkan bolos. Hal tersebut karena mereka tidak bangun pagi. Alasannya kesiangan karena begadang. Dan ini adalah salah satu bukti bahwa manajemen waktu dia memang buruk. Dipastikan dia tidur malam, melebihi waktu seharusnya sehingga dia kesulitan bangun pagi. Sedangkan pagi adalah awal, sumber segala aktivitas. Ketika pagi diawali dengan hal yang kurang baik, maka aktivitas kamu kedepannya bisa jadi tidak akan berlangsung baik dan tidak terkontrol.
Ayo tumbuhkan kemauan untuk Disiplin dalam manajemen waktu!
You can, if you think you can!

Yuk, Saling Mengapresiasi :)


            Apresiasi, hal sederhana tapi kadang luput dari perhatian kita. Apresiasi, hal sederhana yang berdampak luar biasa. Setiap orang butuh apresiasi, karena dengan apresiasi dia menjadi lebih merasa ada dan dihargai, sehingga memacunya untuk kemudian melakukan kebaikan kebaikan berikutnya.
            Dalam sebuah organisasi, apresiasi adalah kebutuhan dasar organisasi. Berdampak vital. Dengan apresiasi rasa kekeluargaan sebuah organisasi akan lebih bertambah baik dan baik setiap waktunya. Lain ketika apresiasi tidak dilakukan, organisasi tersebut bisa jadi terpecah atau malah tidak sinergis kembali, karena didalamnya tidak ada keterikatan satu sama lain, tidak ada kepedulian satu sama lain.
            Sederhana saja, apresiasi bisa disampaikan lewat ucapan “terimakasih” atau “berkat kamu semuanya berjalan lancar” atau lewat tindakan berupa memberi perhatian lebih kepada  apa yang telah dibuat dengan turut serta menjaga dan merawatnya.
            Apresiasi harus dilakukan oleh seluruh perangkat yang ada dalam organisasi. Bukan saja oleh ketua, wakil ketua, coordinator atau posisi yang dianggap pemimpin lainnya. Saling mengapresiasi merupakan tindakan yang menunjukkan perhatian, rasa terimakasih, rasa bangga dan bahkan lebih dari itu. Ketika kita mengapresiasi hasil kerja seseorang, hal itu harus berdasarkan atas kesadaran diri sendiri. Bukan mengada ngada untuk kebaikan atau untuk menjaga agar partner kita tidak tersinggung.
            Dengan adanya apresiasi, bukan berarti penyampaian kritik dan saran demi perbaikan menjadi tidak perlu dan tidak dilakukan. Keduanya harus dilakukan secara seimbang demi  kebaikan bersama.
Yuk saling meng-apresiasi! Apresiasi partner kamu! Lihat apa yang telah ia lakukan untuk organisasi kalian, jasanya begitu besar J banyak yang telah dia korbankan karena berada bersama kalian, diantaranya adalah waktu dan tenaga.
Keep kompak dengan saling mengapresiasi ya guys :)
Salam